King's Toolbar

Powered by Conduit

Sunday, October 9, 2011

Seni Memberitahu

Suatu saat saya makan bakwan di salah satu kedai bakwan ternama di kota saya. Pada saat akan menyantap bakwan, saya mendengar konsumen di sebelah meja saya komplain sambil mengatakan: "Ini bakwan kemarin yang digoreng kembali ya? Bakwannya keras dan asin" Sipemilik kedai bakwan mengiyakan. Si konsumen berkata: "kalau begitu saya tidak jadi saja" sambil ngeloyor pergi bersama teman lelakinya meninggalkan kedai bakwan dan bakwan yang telah disantapnya.Saya lantas mendengar sipemilik kedai mengoceh dengan karyawannya sambil berkata:"Dasar orang kaya. Kalau di tempat lain lebih lagi, bakwan kemarin malah tidak dipanaskan, dimakan orang juga. Kemarin pelanggan sedikit, tidak mungkin kita membeli bahan yang baru lagi" Demikian sipemilik membela diri dan mencari pembenaran.

Saya penasaran, lantas menyantap bakwan yang ada dihadapan saya. Ternyata memang keras dan rasanya asin. Saya terus menyantap bakwan tersebut dengan mengambil bagian tengahnya saja dan menyisihkan bagian tepinya yang memang keras.Setelah selesai menyantap bakwan, saya pergi ke kasir dan membayar apa yang telah saya santap. Terdorong dari dalam hati saya untuk mengatakan: "Mbak, bakwannya memang keras dan asin. Untung saya tidak pemarah seperti wanita tadi". Si pemilik menjawab: kalau begitu, maaf pak". Saya lantas pergi meninggalkan kedai tersebut.

Ada hal yang dapat saya pelajari, bahwa jika kita ingin memberitahu sesuatu tidak boleh dengan cara marah-marah. Jika kita memberitahu sesuatu dengan cara marah-marah, orang yang kita beritahu akan cenderung membela diri dan mencari pembenaran atas tindakannya. Akan tetapi jika kita memberitahu dengan cara yang baik, maka orang tersebut akan menyadari kesalahannya dan mudah-mudahan akan memperbaikinya pada masa yang akan datang" Demikian dari saya. Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment